Malam yang sunyi rasanya Terpecah dengan datangnya para teman-temanku, tidak tau darimana mereka, Santoso, Qomar, Hasan, menghampiriku “Hai…..Makhlu….(nama sebutan atau laqop dari teman-teman yang aku peroleh) lagi ngapain? Jangan terlarut dalam kesedihan?” mereka berusaha menghiburku, seakan-akan tahu apa yang sedang aku alami, namun dengan kegaduhan teman-teman bersenda gurau tidak bisa memecah kesunyian didalam hatiku walaupun mulutku ikut tertawa, hanya menghormati teman-temanku yang ingin menghibur aku
Malam mulai menghembuskan hawa dinginnya, satu persatu temanku berpamitan pulang, dalam kesendirian, aku berfikir apa saja yang harus kepersiapkan besok buat sekolah adiku yang masih berada di bangku RA dan keperluan sekolahku juga, sambil menengok adikku yang sudah terlelap karena capek seharian bermain
Mentari pagi menjemputku untuk beraktifitas. Kewajiban yang tidak bisa aku tinggalkan, menyiapkan segala kebutuhan adikku untuk sekolah, dari membangunkan pagi-pagi sampai menyuapi, untuk bersiap-siap agar aku tidak terlambat pergi ke sekolah, padahal masuk sekolahnya agak siang dariku dan dia selalu yang awal dari teman-temannya bahkan dari gurunya juga lanjutane pek